Perjalanan Matahari yang Selalu Mengingatkan Manusia

Demi Waktu yang Berjalan

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Allah SWT mengibaratkan siklus kehidupan manusia seperti perjalanan matahari. Ada sumpah-sumpah Allah untuk setiap waktu yang dilewati kehidupan manusia.

Sumpah pertama, Wash-subhi idzaa tanaffas. Demi waktu shubuh pada saat pergantian udara. Manusia bangun pada saat subuh ketika pergantian racun terakhir yang diserap bumi sedang berlangsung, untuk itulah setiap ba'da shubuh, orang mukmin dianjurkan untuk tidak tidur, sebab ada dampak buruk yang akan mencelakakan tubuh fisiknya dari peredaran racun tersebut. Usia manusia pada waktu shubuh adalah usia balita yang kondisi fisiknya harus selalu dijaga oleh orangtua dan lingkungannya, agar dampak negatif dari lingkungan tidak mengkontaminasi dan merusak pertumbuhan fisik dan ruhaninya.

Sumpah kedua, Wadl-dluhaa. dewi waktu pagi. Usia manusia sedang tumbuh dari balita menuju remaja sampai dewasa. Usia yang tumbuh pada saat itu harus dibarengi dengan pendidikan yang baik dan layak, kesehatan yang prima dan terjaga, serta asupan konsumsi makanan yang penuh gizi dan padat nutrisi, agar selama perjalanan di usia tersebut dapat berjalan dengan semestinya dan seharusnya, sehingga tumbuhlah generasi yang sehat fisik dan ruhaninya, lahir batinnya.

Sumpah ketiga, Wan-nahaari idzaa tajallaa, Dewi waktu siang yang tampak kejelasannya. Usia manusia pada tengah hari melewati usia setengah abad, 50 tahun. Di usia tersebut manusia yang baik akan semakin kebaikannya, dan sebaliknya manusia yang berakhlak buruk akan semakin tampak dan jelas keburukannya.

Sumpah keempat. Wal-'ashri, innal insaana lafii khusrin. Dewi waktu ashar, sesungguhnya manusia itu berada dalam lingkaran kerugian (dan seterusnya)). Manusia pada waktu ashar adalah manusia berusia senja, sekitar 60 sd 75 tahun. Periode usia ini adalah periode yang rawan, sebab akan menentukan nasibnya kemudian, apakah sisa usia akan terisi dengan rupa-rupa kebajikan atau sebaliknya penuh dengan keburukan dan kejahatan. Usia senja tak mungkin dikembalikan ke usia muda atau bahkan remaja dan balita. Qod qiila maa qiila, Sungguh telah diucapkan apa yang sudah terucapkan. Nasi sudah menjadi bubur,

Sumpah kelima, wal-layli idzaa yaghsyaa, demi waktu malam apabila gelap gulita. Hanya sedikit manusia yang diberi umur panjang yang akan sampai pada usia 100 tahun, namun sebaliknya manusia umumnya pada usia tersebut sudah dipanggil pulang menyandang predikat almarhum/almarhumah. Kematian yang akan memisahkan segala kesenangan, kematian akan memutuskan segala kemewahan dan kenyamanan hidup di dunia. Semua manusia akan mencicipi sakitnya rasa kematian, lalu dimensi barzakh (benteng) yang menghalangi dimensi kehidupan dunia dan kehidupan akhirat akan menjadi tempat peristirahatan sementara menunggu kehancuran besar bernama kiamat kubro,

Ketika kehidupan akhirat dimulai pasca kehancuran semesta, pada akhirnya semua manusia akan mempertanggungjawakan semua amal perbuatan selama di dunia. Mereka yang timbangan amalnya melebihi timbangan amal buruknya mempunyai peluang mendapat keselamatan, namun sebaliknya jika amal buruknya lebih berat dari timbangan amal kebaikannya, ia akan mendapat siksa dan derita berkepanjangan.

Hidup di dunia hanya sebentar, perjalanan matahari yang menyinari bumi setiap hari memperingatkan seluruh manusia agar mempersiapkan diri melakukan perjalanan panjang di dimensi kehidupan akhirat yang tidak diketahui tak berujung, tak berbatas.

Walloohu alam bishshowwaab/

Bandung, 04 Juni 2017

Silakan bagikan tulisan ini di akun sosial media Anda supaya teman-teman Anda juga bisa mendapatkan manfaat yang sama

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Perjalanan Matahari yang Selalu Mengingatkan Manusia"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

top