Wanita dan Rasa Malu

Bismillaahirrahmaanirrahiim.


Sabda Rasulullah, Malu itu sesuatu yang baik, dan betapa indahnya jika itu ada pada diri wanita. Seiring pesatnya perkembangan peradaban zaman, pula telah merubah sikap dan gaya hidup kaum hawa. Yang pemalu menjadi pemberani, yang berdiam diri menjadi penjelajah, yang biasanya diam di rumah bekerja sebagai ibu rumah tangga, kini ada aktifitas tambahan, menjadi facebooker. Plus minus menyertai perubahan sikap dan gaya hidup wanita jaman kiwari.

Wanita dan Rasa Malu

Yang pasti harus tetap lestari adalah wanita dengan kondratnya, diciptakan sebagai mahluk yang memiliki rasa malu yang cenderung lebih tinggi dibanding pria, karena wanita difasilitasi dengan 9 rasa malu dan 1 nafsu, berbanding terbalik dengan kaum pria.

Islam dilahirkan pada ujung zaman peradaban di bumi, artinya lahirnya Islam included Rasululllah SAW sebagai nabi dan Rasul terakhir adalah alarm peringatan bahwa dunia ini sedang berada pada episode kiamat, hanyasaja Allah tetap tidak memberikan kepastian mengenai kapan hari terakhir peristiwa besar sebagai akhir kehidupan manusia di bumi itu terjadi. Allah hanya memberikan isyarat di hari Jum'at, yang kalau dari sisi gramatikal bahasa Arab, jum'at terambil dari kata jama'a yang artinya berkumpul.

Dalam potongan beberapa kisah dalam Qur'an disebutkan cerita dan peristiwa mengenai peradaban manusia yang di dalamnya tak pernah lepas mengisahkan wanita-wanita salihah terkenal seperti Bunda Hawa, Siti Asiyah, Siti Sarah, Siti Maryam, dan wanita salehah lainnya. Singkat kata, Allah telah memberikan sampel bahwa typical wanita salehah sudah ada sejak jaman diciptakannya Adam alaihissalaam.

Kini, abad globalisasi telah merubah aktifitas kehidupan semua umat manusia di seantero wilayah sampai ke pelosok bumi mana pun. Pertanyaannya masihkah ada wanita salehah di akhir zaman?

Jawabannya tentu saja, masih ada dan semakin banyak. Namun untuk memudahkan seorang wanita disebut salehah, tentu saja membutuhkan kriteria yang melekat pada dirinya. Dalam hal ini, kembali ke pengantar di atas, Rasulullah SAW menyebutkan kriteria wanita salehah sebagai wanita yang menjaga dan memelihara rasa malunya. Artinya sepanjang seorang wanita berupaya sekeras mungkin untuk tetap mempertahankan, menjaga dan memelihara rasa malunya, maka wanita itu punya potensi menjadi wanita salehah.

Baca juga


Sebagai perbandingan, dari sisi membuka aurat saja, di abad teknologi canggih ini, melalui layar telvisi, film, majalah dan tempat-tempat hiburan malam, dapat dibuktikan di dalamnya pasti ada wanita yang berperan di berbagai karakter kehidupan, to the point nya, seluruh tubuh wanita adalah aurat yang harus ditutupi rapat dan rapi, dan .... ketika seorang wanita tidak bisa menjaga rasa malunya, maka terbukalah auratnya bahkan dipertontonkan di hadapan publik baik yang sifatnya dunia maya atau dunia nyata.

Memang inilah salah satu episode di akhir zaman, siapa saja yang merasa dirinya wanita dan ingin disebut salehah, maka hal pertama yang sejatinya harus dilakukan adalah menutup aurat dengan pakaian yang rapi sehingga tidak mengganggu pandangan lawan jenisnya, kaum pria.

Dan jika hal pertama itu sukses dilakukan, hal kedua adalah memelihara sikap, akhlak, kesantunan, gaya hidup dan hal-hal lainnya yang mampu mengangkat derajat kemuliaan seorang wanita salehah.

Jadi .... tunggu apa lagi wahai ukhti?????

Walloohu a'lam

Silakan bagikan tulisan ini di akun sosial media Anda supaya teman-teman Anda juga bisa mendapatkan manfaat yang sama

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Wanita dan Rasa Malu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

top