Semakin Mendaki
semakin mendaki, semakin lelah
semakin mendera, semakin letih
semakin menggoda, semakin digoda
semakin mengintai, semakin waspada
semakin melengah, semakin bermohon
semakin melawan, semakin semangat
semakin mengalah, semakin membelah
semakin mengintip, semakin tercuri
Ya Rabb .....
bantu diri yang tak pernah sepi
dari goda, nafsu, nista dan niscaya
.%20Mengintai%20membuat%20waspada,%20tapi%20melengah%20memb.jpg)
semakin mendera, semakin letih
semakin menggoda, semakin digoda
semakin mengintai, semakin waspada
semakin melengah, semakin bermohon
semakin melawan, semakin semangat
semakin mengalah, semakin membelah
semakin mengintip, semakin tercuri
Ya Rabb .....
bantu diri yang tak pernah sepi
dari goda, nafsu, nista dan niscaya
© Syantrie Aliefya
.%20Mengintai%20membuat%20waspada,%20tapi%20melengah%20memb.jpg)
note:
Puisi ini menggambarkan serangkaian paradoks dalam hidup. Setiap tindakan memiliki konsekuensi yang berlawanan. Mendaki membuat lelah, tapi melawan membuat semangat. Mengalah justru membelah (membuka jalan/red). Mengintai membuat waspada, tapi melengah membuat kita harus bermohon (kepada Tuhan). Semakin tergoda, semakin menggoda orang lain. Semakin mengintip, semakin ada yang dicuri (semakin penasaran/tertarik, semakin ada yang 'dicuri' perhatiannya).
Kemudian, penulis memohon kepada Tuhan agar diberikan kekuatan untuk melawan godaan, nafsu, serta hal-hal buruk dan yang tidak pasti. Intinya, penulis mengakui kelemahannya dan membutuhkan bantuan Tuhan untuk mengatasi cobaan hidup.