5 Langkah Mudik Rohani

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Kata Wong Jowo, sopo sing ora weruh opo maknane mudik, "siapa yang tidak tahu apa arti mudik?.Mudik itu kembali ke kampung halaman tercinta. Ada juga istilah yang digunakan oleh sahabat saya bahwa mudik itu artinya "M"enuju "U"dik. Mungkin puluhan atau ratusan makna untuk satu kata yang begitu populer dan menjadi prime time semua tayangan pada televisi nasional maupun lokal di negara kita, Indonesia tercinta.

Entah sejak kapan istilah ini terlahir dan populer serta menjadi wisata budaya tingkat nasional, bahkan internasional. Untuk sekedar pengetahuan masyarakat Tionghoa yang "berduit" menyempatkan diri dan meluangkan waktu untuk pulang ke kampung halaman pada setiap perayaan Tahun Baru China. Begitu pun kaum nasrani walaupun sebagian saja, mulai mempunyai tradisi mudik saat perayaan natal. Dan tentu saja mayoritas masyarakat muslim Indonesia berbondong-bondong, berduyun-duyun pulang kampung dalam rangka "memenuhi kewajiban" budaya pada setiap lebaran datang.

Bukan kebetulan kalau mudik yang dilakukan seorang muslim pada setiap lebaran datang. Saya melihat ada relevansi yang berdekatan antara fitrah seseorang yang kembali suci pasca dijalankannya ibadah shiyam Ramadhan dengan keinginan untuk pulang ke kampung halaman atau mudik. Bagi saya mudik yang dilakukan secara fisik adalah gambaran dari mudik yang dilakukan secara ruhani. Ketika seorang muslim yang sudah difasilitasi dengan seperangkat kegiatan yang dilakukan pada saat bulan Ramadhan yang jika dilakukan dengan sangat cermat, penuh perhitungan dan kecerdasan yang cukup, maka, Insya Allah, ruhaninya akan kembali ke fitrah seibarat ketika ia terlahir sebagai bayi, tanpa membawa dosa dan kesalahan sedikit pun.

Siapa saja pasti mengetahui apa saja yang harus dilakukan agar mudik secara fisik berjalan dengan lancar hingga sampai selamat di tujuan. Mulai dari bekal yang cukup, kendaraan apa yang akan dibawa, bagi yang tidak punyai kendaraan pribadi harus memilih menggunakan transportasi darat, laut atau udara, dan siapa saja yang layak untuk diajak serta pulang menuju kampung halaman.

Namun, siapa sajakah yang mengetahui bagaimana melakukan mudik secara ruhani? Hmmm, tentu saja tidak semua mengetahuinya. Untuk sedikit gambaran, bagi mereka yang akan melakukan mudik secara ruhani, Allah berfirman dalam Surat Luqman ayat 15, yang artinya "dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
Potongan ayat di atas, memberikan 4 muatan bagi mereka yang ingin melakukan mudik secara ruhani, yaitu sebagai berikut:
  1. Pilihlah orang yang tahu dan mengerti serta mengetahui jalan yang akan ditempuh untuk pulang ke kampung akhirat yang penuh keabadian. Orang itu adalah Baginda Rasulullah SAW, karena hanya beliaulah satu-satunya orang yang tahu cara dan jalan-jalan yang harus ditempuh oleh umatnya yang akan melakukan mudik ruhani. Sebab beliau diutus ke bumi dari tempat yang super jauh, dan tentu saja beliau akan mengantarkan dan menunjukkan jalan-jalan mana yang harus ditempuh karena beliau berasal dari tempat asalnya yaitu Allah yang menciptakannya.
  2. Mudik secara ruhani adalah lebih berhak untuk dilakukan daripada mudik secara fisik. Mudik secara fisik memang penting sehingga semua orang harus mempersiapkan bekal, namun mudik secara ruhani jauh lebih penting, sebab kampung halaman yang akan dituju sebagai tempat terakhir adalah tempat yang abadi, semua umat manusia akan hidup kekal di sana, tanpa mengalami kematian ulang. Dan Allah sudah memberi kabar bahwa sebaik-baik bekal adalah bekal ketakwaan.
  3. Mudik atau tidak mudik secara ruhani, Allah menegaskan bahwa "Kepada-Ku lah tempat kembali kamu". kalimat ini memberikan penegasan bahwa jalan apa pun yang akan ditempuh, tetap saja semua manusia akan kembali kepada-Nya untuk melakukan mudik ruhani yang akan dilakukan hanya sekali saja sepanjang perjalanan dalam kehidupan.
  4. Dan Allah akan mengabarkan apa saja yang telah dilakukan manusia detail per detail, satu demi satu semua perbuatan yang dilakukan selama diberi jatah hidup di dunia yang fana. Dan Allah sudah menyiapkan kavling-kavling sangat luas di syurga-Nya dengan fasilitas yang serba aduhai, yang tidak pernah terpikir dan terduga sebelumnya. Jika pun harus memikirkan sesuatu, hanya sebentar dalam satu kedipan mata saja, semuanya sudah disediakan, mau istri yang cantik, Allah sudah siapkan, makanan mewah dan tak pernah dicicipi di dunia pun sudah Allah sajikan. Kendaraan dalam berbagai bentuk super canggih pun Allah sudah siapkan untuk kebahagiaan para penghuni syurga, sebagai ucapan terima kasih dan rasa sayang Allah kepada manusia yang mengikuti jalan orang yang tahu kemana sebenarnya mudik dilakukan.
  5. Bagi yang tidak beruntung, Allah pun sudah menyiapkan balasan berupa azab dan siksaan yang semua pintunya dijaga oleh malaikat berwajah bengis dan menakutkan, yaitu neraka yang derajat panasnya berjuta celcius dibanding panas di bumi. Bagi yang kebaikannya sedikit, tapi harus singgah dulu di neraka, Allah memberikan batas sampai semua kesalahannya terhapus, lalu memerintahkan kepada malaikat untuk memasukkannya ke syurga. Bagi mereka yang dalam hidupnya mempersekutukan Allah, menganggap ada kekuatan selain-Nya, maka Allah akan memvonisnya untuk menjadi penghuni neraka yang kekal abadi selama-lamanya, karena tiada maaf apalagi ampunan bagi orang yang berbuat syirik kepada Allah
Jadi, sembari melakukan mudik secara fisik serta mempersiapkan bekal hingga sampai di kampung halaman tercinta, marilah kita juga menyiapkan sebaik-baik bekal yang akan sangat kita perlukan ketika kita dipanggil Allah untuk melakukan mudik ruhani yang hanya dilakukan sekali saja sepanjang hidup.

Dan hari mudik adalah hari-hari ngopi pagi kembali, asyik

Semoga bermanfaat
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url