Keajaiban di luar Nalar

Keajaiban

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Teman saya, Banyamin, suatu saat pulang malam hari ke Banten selatan bersama beberapa orang mengendarai jip Hard top. Di tengah jalan, di area agak banyak hutan, kehabisan bensin. Tidak ada POM bensin di sekitar itu. Jalanan sepi maklum dini hari. Dalam kebingungan yang sangat, salah satu penumpang, seorang ustadz usul agar minta air dari sumur penduduk terdekat. Walaupun ada penolakan dari teman lainnya, termasuk teman saya, akhirnya air sumur itu dimasukkan ke dalam tangki bahan bakar.

Ada pesan dari ustadz tadi, kalau sudah sampai di tujuan, tangki bahan bakarnya harus dikuras. Berjalanlah mobil itu sampai di tujuan. Ajaib. Kejadian seperti itu, kalau kita mau jujur dan meneliti kembali semua kejadian yang pernah kita alami, banyak terjadi di kehidupan kita. Semua hal, tanpa kecuali, berada di dalam genggaman dan catatan rubbubiyah (kepengurusan) Alloh. Berlangsungnya suatu kejadian ada yang memenuhi kebiasaan (pengetahuan manusia), adapula yang luar biasa. Para Nabi dan Rasul Alloh, juga sebagian kecil hamba Alloh, telah memperlihatkan hal-hal yang tidak dan belum dikenal.

Kejadian itu haruslah menjadi pelajaran bahwa Alloh telah memperlihatkan kekuasaan-Nya. Mu'jizat itu adalah awal kejadian yang harus diteliti, dipelajari untuk kemaslahatan ilmu pengetahuan. Keajaiban atau fenomena sejenis memberi pengajaran bahwa tidak selalu setiap kejadian harus sesuai dengan sebab musabab yang kita ketahui (logika), Alloh memperlihatkan anomali bahwa ada kejadian yang terjadi tanpa sebab yang kita ketahui. Lihatlah kejadian di gua Kafir, riwayat Nabi Ibrahim yang dibakar Namruz, dan sebagainya.

Kalaulah kita yakin kepada setiap kejadian terjadi karena kehendak Alloh, lalu kenapa kita takut menghadapi hidup. Jangan berburuk sangka terhadap kejadian yang menimpa kita dan menurut kita buruk bagi kita. Jangan takut hidup karena kekurangan uang. Jangan pula merasa bisa hidup karena banyak uang. Cuma, kalau bisa, usahakan banyak uang agar kita mampu menolong yang lain. Yang memberi kita makan dan rasa kenyang adalah Alloh, bukan berlimpahnya makanan di rumah kita. Jadi jangan memperlihatkan rasa lapar dan kemalasan di bulan Ramadhan ini. Wallahu 'alam.

Penulis : Kamal Taufik

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url