Beda Pendapat Menentukan 1 Ramadhan dan 1 Syawal

Bismiillaahirrohmaanirrohiim.

Kebiasaan masyarakat muslim di Indonesia adalah berbeda pendapat ketika akan menentukan tanggal 1 Ramadhan dan 1 Syawal, dan hal ini berjalan setiap tahun. Jadi bangsa kita sudah punya budaya berbeda pendapat setiap tahun, terjadwal dan reguler dan akhirnya keluarlah keputusan, "mari kita laksanakan puasa dan hari raya sesuai dengan keyakinan masing-masing".

Beda Pendapat Menentukan 1 Ramadhan dan 1 Syawal

Tentu saja ini sebuah demokrasi yang menghargai perbedaan pendapat di kalangan umat walaupun harus terjadi setiap tahun. Namun di sisi lain ada yang tersirat dari perbedaan yang selalu saja menjadi top news menjelang dimulainya Ramadhan. Negara kita adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau sering disebut NKRI dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, walau berbeda dan beragam namun tetap satu jua. Ok, itu hal terbagus yang pernah ada, bandingkan dengan negara lain yang menyadari perbedaan tapi tidak menginginkan persatuan, dan akhirnya memilih perang dan buyarlah sebuah negara besar menjadi pecahan negara-negara kecil yang masing-masing punya kedaulatan dan kepentingan.

Jika yang diusung adalah persatuan dalam kerangka perbedaan, tentu saja itu sangat indah sebagai sebuah kerangka yang dijadikan patokan standar dan harga mati bagi sebuah negara bangsa. Namun bila sudah menyoal mengenai persatuan dalam koridor sebuah ajaran, hal ini sudah selayaknya dipertimbangkan. Bayangkan saja, kita adalah negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar yang setiap tahun harus selalu melakukan diskusi alot mengenai perbedaan dalam menentukan sebuah persoalan sebuah tanggal 1 Ramadhan dan 1 Lebaran.

Saya hanya merenung, kapan NKRI yang penduduknya mayoritas muslim terbesar di dunia ini bisa satu kata dalam menentukan 1 Ramadhan dan 1 Syawal? Sebab bagi saya, sebuah negara bisa disebut besar jika punya satu visi, satu misi, satu kepentingan, satu tujuan, yaitu kemakmuran, yang hanya dapat diciptakan dengan sedikit saja kerelaan untuk bersatu dan mengorbankan ego serta kepentingan kelompok.

Kebiasaan saya selalu meminum kopi sambil menulis
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url