Pintu Ramadhan

Bismillaahirrahmaanirrahiim ..

Detik demi detik berlalu, pintu ramadhan sudah ada di depan mata. Allah hanya tinggal membuka kuncinya melalui hilal, betapa gembira hati tak terbayang, karena diijinkan Allah memasuki gerbangNya, semoga genap sebulan mampu kita lakukan, berkarya penuh kebajikan dan kekhidmatan man fariha bi dukhuuli ramadhan, harramalloohu jasadahu 'alan niiyron Gembira adalah bagian dari rasa yang diberikan, gembira tertumpah lewat aktifitas fisik dan non fisik yang dilakukan oleh semua insan yang beriman.

Ramadhan Karim

Membersihan fisik mulai dari badan, rumah, dan halaman rumah sekitar yang dapat kita jangkau. Namun ada yang tidak boleh kita abaikan, yaitu membersihkan ruhani yang harus dipersiapkan jauh-jauh hari menjelang Ramadhan. Kebiasaan-kebiasaan dan sikap buruk yang berpangkal dari hati, senantias harus kita upayakan terjaga semaksimal mungkin sesuai dengan kapasitas yang dimiliki.

Allah sengaja memberi kabar gembira tentang keterbebasan dari jilatan api neraka hanya dengan satu syarat saja yaitu asal punya rasa gembira. Namun hendaknya kita mencoba memahami lebih jauh dari hanya sekedar memiliki rasa gembira, karena pada bulan Ramadhan, meskipun syetan-syetan dibelenggu, tidak berarti kita terlepas begitu saja dari godaan si durjana.

"Sing saringsing pageuh kancing, sing saringset pageuh iket", meminjam istilah peribahasa Sunda, adalah persiapan dan kewaspadaan selama menjalani ibadah pada bulan penuh berkah ini. Sebab, siapa yang menjamin ibadah shiyam yang kita lakukan akan diterima, jika melaksanakannya dengan asal-asalan, asal gugur kewajiban, asal sahur dan asal buka, bahkan yang lebih celaka, melaksanakan shiyam sepanjang satu bulan penuh ramadhan, tapi mengabaikan shalat lima waktu, na'uudzu billaahi min dzaalik.

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh ujian, ujian kesabaran, ketabahan, keikhlasan dan ketulusan. Siapa sangka Ramadhan pada tahun ini dihiasi dengan naiknya BBM dan segala kebutuhan pokok sehari-hari yang biasanya juga akan naik pada saat 10 hari menjelang hari raya kelak, yang semuanya membuat dan menggoda agar kita naik pitam dan menumpahkan emosi yang tidak disadari bakal punya potensi menggugurkan "nilai" kesucian dari amal ibadah Ramadhan kita. Padahal 10 hari terakhir Ramadhan adalah parameter keberhasilan kita secara lahir batin menjalani ibadah sebulan. Namun, saya yakin, sahabat lebih cerdas dan bijak memahami situasi Ramadhan pada tahun ini. Semoga kondisi itu akan tetap terjaga mulai starting point 1 Ramadhan hingga 1 Syawal menjelang.

Selamat menjalankan Ibadah Shiyam Ramadhan
semoga meraih rahmat dan ampunan Allah yang Maha Rahmaan
semoga ditetapkan Allah menghuni jannatul firdaus yang didambakan
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url