Kisah-kisah Mengerikan Saat Manusia Disiksa di Alam Kubur

Kisah-kisah Mengerikan Saat Manusia Disiksa di Alam Kubur

Oleh : Kamal Taufik

Bismillaahirrohmaanirrohiim.

Alam kubur atau alam barzakh adalah alam penantian. Alam kubur sebagai sebuah dimensi kehidupan keempat setelah manusia melewati alam ruh, alam rahim dan alam dunia, tempat kita hidup sekarang.

Bagaimana sebenarnya mengenai nasib manusia kelak di alam kubur. Ternyata dari beberapa keterangan yang terhimpun di kitab-kitab hadits, nasib manusia di alam kubur didominasi oleh kesalahan lidah.

Kisah singkat pertama, sebut saja seorang laki-laki berjalan di tengah hutan belantara tanpa henti, tidak bisa minum atau makan. Tentu terbayang betapa lapar dan dahaga yang berkepanjangan yang dialami olehnya. Kesalahan terbesarnya hanya satu yaitu memfitnah seorang ustadz. Dalam kehidupan sehari-harinya seseorang itu menjadi pengurus DKM masjid.

Kisah singkat kedua, sebut saja seorang ibu bergelantungan di sebuah pohon di antara akar gantung seperti tarzan. Kita bisa membayangkan betapa tersiksanya bergelantungan terus menerus dan tidak ada hentinya. Dalam kehidupan dunianya ternyata yang bersangkutan adalah seorang aktivis ahli pengajian, namun tutur lisannya tidak terpelihara, ia sering menggunjing dan menyakiti orang lain.

Kisah singkat ketiga, sebut saja seorang laki-laki yang diberi suasana kehidupan tak menentu, padahal pertanyaan malaikat dapat dia jawab dengan baik, sebab dia seorang muslim yang baik, amalnya tak terhitung banyaknya. Kesalahan terbesarnya hanya satu yaitu mengatakan gurunya mengajarkan do'a-do'a yang tidak berkenan di hatinya serta sangat sulit diterima logika, padahal do’a-do’a yang diajarkan adalah do’a-do’a kecintaan kepada Allah. Dibalik penolakannya terhadap konsep do’a tersebut, ia lebih menyukai do’a-do’a yang diajarkan oleh mubaligh terkenal dan sudah punya nama, dengan alasan lebih masuk akal dan terasa manfaatnya untuk kehidupan dunianya.

Kisah singkat keempat, sebut saja seorang kyai atau ulama yang memimpin suatu pesantren, di alam kuburnya ia hidup dengan kondisi tangan dan kaki diborgol atau dibelenggu, tanpa diberi konsumsi makan dan minum. Dalam kehidupan dunianya, kesalahan terbesarnya adalah menolak untuk melepaskan do'a yang di dalamnya ada kandungan syirik seperti meminta kepada malaikat, meminta kepada Rasul, dan bukan kepada Allah, padahal kyai itu sudah diberitahu oleh seorang ahli dalam bertauhid dan dia memahami seluruh penjelasannya. Na’uudzu billaahi min dzaalik.

Dari gambara singkat keempat kisah di atas, ternyata semua ilmu dan pengetahuan yang kita peroleh tidak bisa menjadi jaminan dan belum tentu dapat menyelamatkan kita di alam kubur, terutama ketika ilmu itu tidak diterapkan ke diri sendiri. Seringkali muncul kesulitan untuk menerima kesalahan yang ditunjukkan kepada diri kita oleh orang lain. Juga seringkali muncul perasaan dan keyakinan bahwa diri lebih baik dari orang lain.

Walloohu a’lam.

Alhamdulillaahi robbil 'aalamin.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url