Syukur di Akhir Tahun

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Setiap menghadapi akhir tahun masehi atau penanggalan syamsiyah ada banyak momentum yang perlu dirayakan, bisa jadi berupa merayakan kegembiraan perasaan atas datangnya tahun baru serta melepas kepergian tahun yang pada setiap 365 hari dan malamnya telah kita isi dengan begitu banyak rupa perbuatan, karya monumental, event reuni, penghargaan demi penghargaan, atau bisa jadi sebuah perpisahan dengan seorang kekasih pujaan.


Syukur di Akhir Tahun
Pada setiap detik-detik pergantian tahun, ada rasa sedih, gembira, cemas, khawatir, bahagia juga derita yang tak kunjung berkesudahan yang telah dilalui, dilewati dengan segala kenang yang di tahun baru 2018 akan menjadi nostalgia indah yang pernah menjadi penghias aktivitas rutin sehari-hari, atau sebaliknya menjadi kesedihan yang menyesakkan wilayah dada. Tapi sudahlah, toh semua yang sudah dilewati mau tidak mau, suka atau tidak suka harus kita ikhlaskan dengan penuh ketulusan.

Setiap tahun adalah putaran roda zaman. Allah lah pemilik zaman, pemilik waktu. Dan bukan hanya manusia saja, tapi juga seluruh mahluk-Nya yang lain tak punya daya dan kekuatan apa-apa untuk melawan arus waktu, apalagi menentang gelombang perubahan. Dengan waktu, hidup manusia terus mengalami perubahan, ada yang berubah menjadi baik dan terus baik dengan segala potensi yang ia kembangkan, ada juga yang berubah dan bertambah buruk dan terus menjadi buruk dengan segala potensi keburukan yang dipeliharanya.

Melalui waktu manusia diingatkan bahwa Allah saja lah yang Maha Mutlak dengan seluruh otoritas dan kewenangannya merubah segala sesuatu. Dia membimbing hamba-hamba pilihan-Nya untuk terus menjadi ke puncak tinggi menemui wajah-Nya. Dan Dia juga membiarkan serta mengabaikan hamba-hamba yang tidak mau mengikuti kehendak-Nya.

Melalui waktu manusia diajarkan tentang awal dan akhir. Manusia kecil bernama bayi mungil yang terus tumbuh berkembang menjadi balita, remaja, dewasa, lalu renta di usia senja, dan akhirnya tutup usia meninggalkan semua yang dicintainya, meninggalkan segala jejak perbuatan baik dan buruknya.

Melalui waktu, Allah juga bersumpah, demi waktu senja, sesungguhnya manusia itu ---yang sering lupa dan pura-pura lupa--- berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang memegang teguh kpercayaan dan keimanannya lalu mereka bekerja keras dan terus berupaya untuk selalu berkarya dengan karya-karya yang penuh keindahan, keterpujian dan sarat dengan muatan kebaikan. Dan mereka terus menerus untuk saling menasehati dalam dalam kebenaran, juga saling menasehati agar tetap berada di di atas jalan kesabaran.

Sungguh merugi mereka yang merayakan gegap gempita pergantian tahun dengan hanya sekedar meluapkan kegembiraan tanpa melakukan evaluasi terhadap diri, sudah sejauh mana karya-karya kebaikan yang dibaktikan kepada Allah, kepada Baginda Rasulullah SAW kepada Islam, kepada bangsa, dan kepada kesejahteraan seluruh umat manusia.

Betapa rugi jika pada setiap pergantian tahun, tidak terucap rasa syukur atas seluruh limpahan rahmat, keberkahan, dan kasih-sayang yang telah diberikan Allah sehingga kita masih diberi kepercayaan dan jatah usia untuk hidup di bumi ini. Mari mengucap rasa syukur sedalam-dalamnya, menghayati segala anugrah rahmaniyah dan rahimiyah-Nya dengan segala kerendahan hati dan ketulusan rasa, agar hidup kita di tahun baru 2018 senantiasa penuh dengan karya-karya yang penuh kebaikan dan memberi kemaslahatan pada seluruh umat manusia. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin.

Walloohu a’lam bish showwaab

Bandung, 31 Desember 2017
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url