Untuk Sahabat Tersayang

Diujung Zaman_Sedihku tak terkira, saat kabar Dia memanggil pulang ananda-mu yang belum setahun usia, tak terbayang lara jiwa mengelilingi rasa-mu. Pasti, air mata-mu tertumpah basahi pipi, menyesak sudah kurasa nafas di dada-mu, dan sudah kuduga upaya-mu sekeras apa pun, takkan pernah bisa membuat ananda-mu menangis dan tertawa lagi di pangkuan-mu.
Namun aku yakin sahabatku tersayang, engkau akan diberi-Nya ketabahan juga ketulusan dan keikhlasan yang cukup sebagai bukti penerimaan terhadap takdir perjalanan hidup-mu, sebab aku sedikit tahu mulianya akhlak-mu, serta perjalanan derita-mu dalam panjangnya kesabaran dan penantian yang sanggup engkau melewatinya.
Tabahlah, sahabatku, karena Tuhan tahu yang terbaik untuk hidup-mu dan keluarga kecil-mu, meskipun aku sangat tahu betapa berat bagi-mu, merelakan kepergian dan kehilangan ananda kedua tercinta-mu yang hanya diberi-Nya waktu sedikit menikmati sisi Rahman Tuhan di dunia ini.
Sahabatku tersayang, di balik Tuhan memanggil anugrah yang dititipkan-Nya pada-mu, sungguh ada kebaikan besar saat ananda-mu akan menjemput-mu di surga nanti, seperti yang dijanjikan dalam sabda Rasul pilihan-Nya. Berbahagialah karena tempat-mu yang dijanjikan Qur'an, sebuah taman yang mengalir di bawahnya sungai-sungai jernih yang airnya siap diminum, sudah disiapkan melalui sebuah pertanda dari hikmah sepotong peristiwa kepergian junior-mu.
Sebagai sahabat, aku hanya bisa menyampaikan belasungkawa melalui sebaris do'a, semoga engkau tetap bersabar dalam rasa syukur.
Dan kopi ini berasa pahit
Amiin.