Prioritas Bekal 15.000 Tahun Perjalanan ke Depan

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Telah bersabda Rosulullah SAW:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِى الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ – وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ – فِى الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ

Demi Allah, apa sih arti dunia dibanding akhirat, kecuali semisal salah seorang dari kamu mencelupkan jari telunjuknya ke dalam seluruh air lautan, maka lihatlah (perhatikanlah) apa yang kembali. (Diriwayatkan oleh Ahmad dari Al-Masturidi dalam Kitab Mukhtarul Ahadits – Huruf Wawu)

diujung zaman _Prioritas

Benar dan haknya kebenaran tentang akhirat adalah sesuatu yang niscaya dan pasti adanya, sepasti akan datangnya umur teknis atau expire dan kadaluwarsanya sebuah produk kemasan di mini market swalayan.

Warning di Usia 50

Kita wajib bersyukur setiap saat karena ada banyak alarm yang mengingatkan akan tibanya hari akhirat sebagai masa depan umat. Usia senja yang menginjak angka 50 adalah warning paling dekat agar kita selalu waspada, penuh kehati-hatian dan mempersiapkan semua bekal untuk rentang waktu 15 ribu tahun perjalanan ke depan.

Baginda Rosulullah SAW adalah pribadi yang dipadati oleh rasa kasih sayang kepada umatnya, beliau menyadari betapa berat beban yang diamanatkan untuk menyelamatkan umat manusia di seluruh dunia agar meraih kebahagiaan di akhirat, dan tanpa henti selalu mengingatkan potensi-potensi yang bakal menjerumuskan manusia ke jurang kesengsaraan di hari kemudian.

Untuk itulah Baginda Rosulullah SAW pada hadits ini bersumpah. Jika perbandingan sebesar itu yang disampaikan beliau, pemaknaan berikutnya adalah mengenai apakah yang akan diraih manusia? Kebahagiaankah atau justru penderitaan?

Pada AlQur’an dan hadits serta keterangan-keterangan lainnya sudah teramat banyak diceritakan mengenai mewah dan megahnya kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada para penghuni syurga, dan sebaliknya kesengsaraan serta penderitaan yang akan dirasakan bagi mereka yang menghuni neraka.

Walhasil, jika prioritas orang mukmin masih berada di tatar persoalan dunia berikut segala kesuksesan yang diraihnya, maka pesan Baginda ini harus dicermati sebagai alarm yang harus tertanam di lubuk hati, terpasang di ranah pikiran dan keilmuan mukmin sejati.

Tidak mudah memang meniti anak tangga ketakwaan, apalagi jika sebaik-baik bekal perjalanan masih kita prioritaskan kepentingannya untuk meraih kesuksesan dunia. Dunia beserta seluruh fasilitas kehidupan yang berada di dalamnya bisa menjadi sebaik-baik bekal membentuk karakter pribadi berakhlak mulia, sehingga bisa mengantarkan dan menggiring pembawa bekal untuk meniti seluruh anak tangga ketakwaan.

Semoga bermanfaat

Bandung, 21 Juli 2018

© Madyo Sasongko

Next Post Previous Post
6 Comments
  • Penerbit Online
    Penerbit Online 3 Maret 2019 pukul 12.14

    Mantap gan, jangan lupa kunbal, like, koment dan follow balik gan,
    ==> penerbit-online.blogspot.com

    • Pamanah Rasa
      Pamanah Rasa 19 Maret 2019 pukul 19.57

      done

  • Golet Ilmu
    Golet Ilmu 3 Maret 2019 pukul 20.13

    Mantap artikelnya tambah wawasan tambah pahala pula
    www.goletilmu.xyz

    • Pamanah Rasa
      Pamanah Rasa 19 Maret 2019 pukul 19.56

      makasih gan atas kunjungannya

  • Bocahweb
    Bocahweb 15 Maret 2019 pukul 21.53

    mantap gan jangan lupa follback gan
    Bocahweb.com

    • Pamanah Rasa
      Pamanah Rasa 19 Maret 2019 pukul 19.56

      makasih gan kunjungannya

Add Comment
comment url