Fokus dan Khusyu’

Bismillahirrohmaanirrohiim.

Seringkali karena tidak fokus, apa yang diharapkan dan dicita-citakan, terabaikan begitu saja. Saat sedang bekerja memasang onderdil kendaraan, jika tidak fokus, akan ada mur atau baut yang tidak terpasang. Seorang suami yang tidak fokus pada istrinya akan berpotensi melakukan selingkuh, jadi bukan hanya faktor rumput tetangga yang lebih hijau saja, faktor tidak fokus juga menjadi salah satu penyebabnya.

Fokus dan Khusyu’
image : by penoza on deviantart

Contoh lain seorang kurator akan melewatkan satu atau dua frasa kata yang salah, jika perutnya keroncongan, yang jadi penyebab ia gagal fokus saat bekerja. Yang lebih ekstrim, ketika dokumen penawaran untuk lelang tender tidak diperiksa dengan cermat, maka akibatnya fatal, gugur secara administrasi, dan harapan pun pupus sudah, penyebabnya sederhana, karena mengejar tenggat waktu yang sempit, yang terjadi adalah gagal fokus.

Fokus tidak hanya diperlukan ketika bekerja atau berusaha, saat seorang mukmin sedang melakukan sholat pun, fokus sangat diperlukan, istilah kerennya khusyu. Karena sholat bukan sekeder kegiatan ibadah atau rutinitas lahir, tapi ia juga memerlukan konsentrasi batin. Sejak seorang mukmin masuk pada kriteria usia baligh, kewajiban sholat dilakukan sepanjang hayat dikandung badan.

Terambil dari kata khosya’a, yang artinya cemas, khawatir atau takut, kata khusyu’ sebagai kata bentukan (masdar – kaidah ilmu shorof) adalah sebuah kondisi lahir dan batin fokus bersama-sama menghadap Allah secara simultan. Sebuah pekerjaan sulit memang, oleh karena itu, dalam kondisi apa pun sholat tidak boleh ditinggalkan, ketika seorang mukmin meninggalkan sholat, sejatinya ia otomatis melupakan Tuhannya.

Khusyu’ juga dimaknai sebagai ketundukan kepada Allah, dan pengertian ini adalah pengerian yang mendekati pemahaman. Ketundukan beda dengan kepatuhan. kepatuhan lebih pada ketaatan karena pemahaman di permukaan atau sisi luar, sementara ketundukan adalah pemahaman di kedalaman. Orang Islam yang berlabel muslim memiliki kepatuhan, sedangkan ketundukan menjadi milik orang mukmin. Kepatuhan kerapkali karena faktor lingkungan sekitar seperti umumnya masyarakat yang melaksanakan ibadah puasa karena terbawa lingkungan, bagi mereka yang mukmin, puasa adalah momentum luar biasa untuk mengabdi dan berbakti dengan penuh penghayatan dan kekhidmatan.

Khusyu’ juga adalah sebuah kondisi yang ditakuti oleh musuh abadi manusia, yaitu syetan. Syetan yang terkenal sangat penyabar menggoda manusia untuk menjauhi Tuhan, merasa berat mengganggu seorang mukmin yang melakukan sholatnya dengan khusyu’. Sesungguhnya sholat adalah pekerjaan yang berat, kecuali bagi mereka yang khusyu’.

Khusyu’ dalam sholat terbagi dua, khusyu’ lahir dan khusyu’ batin. Jika pra sholat seorang mukmin sudah paripurna menyelesaikan wudlu dengan aturan yang benar, mulai dari niat beribadah karena Allah, lalu ia secara tertib menyelesaikan satu persatu rukun wudlu sampai tuntas berdo’a, maka ia sudah masuk ke dalam kriteria khusyu’ dalam pra sholat. Ia telah sukses melewati pekerjaan pembersihan lahir dan batin sekaligus, menyucikan seluruh anggota wudlu dan menyaksikan dosa-dosa berjatuhan dari anggota wudlu yang dibasuh.

Gerakan sholat adalah serangkaian gerakan terindah yang diajarkan Allah melalui Baginda Rasulullah SAW. Sejak hati mendeklarasikan niat, mengangkat tangan ketika memproklamirkan kebesaran Allah dengan sikap penuh ketidakberdayaan, lalu mengikhlaskan punggung dalam posisi 45 derajat, berdiri lagi untuk I’tidal dan bersujud seraya mengakui bahwa diri teramat tak berdaya di hadapan Tuhannya, kemudian duduk tasyahud awal, lalu bersujud lagi dengan penuh ketulusan sambil mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya sosok Pribadi yang Maha Tinggi dan tak berujung serta tak berbatas. Kemudian ia mengulang seluruh raka’at dan akhirnya ia mengucapkan salam pertanda ia tuntas menyelesaikan sholat.

Bacaan sholat dari mulai takbiratul Ihram sampai ucapan salam dibaca dengan penuh kekhusyuan, proporsional dan sesuai dengan kaidah bacaan, tidak cepat tapi juga tidak lambat, pas semuanya, tidak kurang tidak lebih, tidak menambahkan bacaan di luar sholat, juga tidak mengurangi atau memotong bacaan yang sudah diajarkan. Semua bacaan sholat diucapkan oleh lisan dengan tidak keras apalagi berteriak namun dibaca dengan penuh penghayatan, menjaga kekhidmatan, sambil diterjemahkan dalam hati juga difokuskan perhatiannya pada muatan-muatan yang terkandung dalam bacaan sholat. Kedua matanya menatap ke arah titik sujud, serta tidak berpikir apa pun kecuali sedang menghadap Allah, berkomunikasi dengan Allah, menumpahkan segala keluh kesah rindu kepada Allah.

Khusyu’ adalah kecemasan karena takut ibadahnya tidak diterima Allah. Khusyu’ adalah kekhawatiran jika Allah tidak menerima tata karya ibadah kehidupan karena manusia penuh dengan ketidaksempurnaan. Khusyu’ akan menjadi sangat berarti penuh makna jika seluruh tata karya sholat dan ibadah kehidupan lainnya dilandasi oleh ketulusan, keikhlasan dan keridloan terhadap segala apa saja yang telah dianugerahkan oleh Allah. Khusyu’ adalah kewaspadaan terhadap segala kekurangan dan ketidaksempurnaan yang melekat pada manusia ketika beribadah. Khusyu’ juga adalah totalitas fokusnya perhatian kepada Allah dalam segala situasi dan kondisi.

Khusyu’ dalam kehidupan sehari-hari adalah membaktikan diri kepada Allah dengan segala tata karya kebaikan, khusyu’ seorang anak adalah berbakti secara total kepada orangtua yang menjadi sebab kelahirannya di dunia. Khusyu’ seorang suami adalah totalitas perhatiannya untuk mencintai dan menyayangi istrinya. Khusyu’ orangtua kepada anaknya adalah dengan mengajari dan mendidiknya untuk menjadi anak-anak yang soleh dan solehah sehingga menjadi generasi berakhlak mulia. Khusyu’ negara dan pemerintah adalah totalitas perhatian kepada rakyat yang dipimpinnya, tanpa mengkorupsi anggaran pembangunan yang menjadi hak rakyat seutuhnya.

Dan khusyu’ hanya bisa dilakukan, ketika manusia meminta bantuan dan pertolongan kepada Allah untuk memberikan kekuatan dan kesanggupan mengkondisikan hati, perasaan dan pikiran dalam semua perbuatan ibadah dan tata karya kehidupan. karena apalah artinya upaya maksimal dan kerja keras jika tanpa bantuan Allah, semuanya akan sia-sia dan percuma saja.

Wallaohu a’lam bish showwaab

Bandung, 31 Januari 2018

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url