Qiroah dan Tilawah

ketika engkau berniat membaca
pasanglah kedua telinga, dan bukalah kedua mata
ada cahaya yang akan menempa dan menerpa
yang akan tertanam di palung dada di lubuk rasa

Qiroah dan Tilawah

Qoro-a dan talaa, sebagai kata dasar dari qiroah dan tilawah, keduanya diartikan membaca. Bedanya, qoro-a lebih pada konteks, substansi dan isi dari sebuah pesan atau informasi yang diterima oleh pembacanya, sementara talaa, lebih spesifik pada bacaan yang berhubungan dengan lantunan, lagu, senandung, irama dan semua hal yang berkaitan dengan seni membaca, tak terkecuali kejelasan atau kefasihan menyebut masing-masing huruf dan suku kata serta hukum bacaan yang disebut tajwid.

Perlombaan membaca qur’an tidak disebut dengan istilah musabaqoh qiroatil qur’an tetapi musabaqoh tilawatil qur’an. Lalu tanda-tanda orang mukmin memiliki tanda yang paling jelas, yaitu ketika dibacakan pada mereka ayat-ayat tentang tanda-tanda kemahabesaran Alloh, bertambahlah keimana mereka kepada Allah.

Pada surat Al-‘alaq yang diperjelas oleh salah satu hadits tentang surat itu, Rasululullah SAW yang tidak pandai membaca dan menulis, diperintahkan oleh malaikat Jibril sampai 3 x untuk membaca, lalu kemudian Rasulullah SAW menjawabnya dengan kalimat “aku tidak bisa membaca”.

Jika Al-Qur;an hanya sekedar dibaca, kata yang pantas digunakan adalah talaa, bukan qoro-a. namun ketika quran dipelajari secara mendalam, dikaji, ditafsirkan, dicari hubungan dan kaitannya dengan ayat-ayat lain serta kejadian dan peristiwa yang sudah, sedang dan akan terjadi, maka kata yang layak digunakan adaah qoro-a.

Membaca qur’an dengan menggunakan talaa, adalah menyempurnakan bacaan dengan adab dan tata cara membaca yang baik, penguasaan tajwid serta kemampuan melafalkan kata demi kita serta lagu merdu yang dipelajari dalam qiroah sab’ah atau bentuk serta model membaca yang semuanya ada tujuh versi bacaan.

Membaca qur’an dengan menggunakan kata qoro-a, membutuhkan banyak sekali perangkat yang harus disiapkan, seperti kemampuan tata bahasa, sastra, sejarah, hubungan antara satu ayat dengan ayat lainnya, asal usul serta sebab turunnya ayat dan hubungannya dengan peristiwa yang sedang terjadi. Selain itu juga memerlukan kemampuan memberikan tafsiran atau interpretasi secara tekstual, kontekstual, isyarah dan ruh ayat serta muatan apa sebenarnya yang dikandung dalam sebuah ayat.

Oleh karena itu Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang di dalamnya tak ada keraguan sedikit pun, semua huruf dan kata serta kata bentukan yang tersusun dari masing-masing huruf, kata dan suku kata bisa dipertanggung jawabkan dan bisa dianalisis secara leksikal, sehingga A-Qur’an tidak bisa disangkal oleh siapa pun sebagai petunjuk bagi orang-orang yang sudah melewati tangga-tangga ketakwaan.

Tanda-tanda orang yang bertakwa sudah dijelaskan, yaitu mereka yang mempercayai seluruh dimensi kegaiban yang diciptakan Allah, dan mendirikan sholat serta menafkahkan sebahagian dari rejeki yang sudah dianugerahkan Allah, mereka juga mempercayai seluruh kitab suci yang diturunkan kepada para Nabi sebelum Rasulullah SAW, dan dalam hati mereka sudah tertanam keyakinan yang kuat tentang keberadaan negeri akhirat sebagai masa depan umat manusia.

Bandung, 28 Mei 2018

Silakan bagikan tulisan ini di akun sosial media Anda supaya teman-teman Anda juga bisa mendapatkan manfaat yang sama

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Qiroah dan Tilawah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

top