Perbedaan Orang Berakal dan Orang Bodoh

Hadits ke 10

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Dari Abu Hurairah RA. Rasulullah ﷺ bersabda:

اِبْنَ آَدَمَ أَطِعْ رَبَّكَ تُسَمِّى عاَقِلاً , وَلاَتَعْصِيْهِ فَتُسَمِّى جاَهِلاً رَواَهُ أَبُوْ نُعَيْمٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ

Artinya: Wahai keturunan Adam (alaihisssalaam) taatlah kepada Rabb-mu, maka engkau disebut orang yang berakal, dan jangan durhaka kepada-Nya, maka engkau akan disebut orang yang bodoh (Hadits Riwayat Abu Nu'aim)

Perbedaan Orang Berakal dan Orang Bodoh

Hadits ini menjelaskan mengenai perbedaan antara orang yang berakal dan orang yang bodoh. Orang yang berakal berarti tidak bodoh, dan sebaliknya orang yang bodoh berarti orang tidak berakal. dikotomi atau pembagian ini sangat jelas dan tegas. Kedua jenis manusia ini hanya dibatasi oleh dua hal yaitu ketaatan atau kepatuhan dan kemaksiatan atau pengingkaran.

Setiap manusia yang memilih patuh kepada Tuhan, maka ia berhak menyandang predikat orang yang berakal dan sebaliknya ketika melakukan kemaksiaatan atau pengingkaran atau ketidakpatuhan ia secara otomatis dijuluki orang bodoh.

Baginda Rasulullah ﷺ mengingatkan persoalan ini bukan hanya kepada umat Islam saja tapi kepada semua keturunan Nabi Adam alaihissalaam, Artinya Rasulullah ﷺ sudah mengetahui kedua kriteria manusia sejak Nabi Adam dijadikan khalifah Allah di bumi. Rasulullah ﷺ mengetahui manusia yang mematuhi perintah Allah dan mengetahui siapa saja yang melakukan kemaksiatan atau pengingkaran atau ketidakpatuhan kepada Allah, bahkan menentang Allah dan lebih jauh memusuhi Allah dan menuduh Allah mempunyai anak seperti yang dilakukan oleh kaum Yahudi.

AlQur'an menyebut kata jahiliyah dalam 5 (lima) ayat yaitu Ali Imran ayat 103, Ali Imran ayat 154, Al Maidah ayat 50, Al Ahzab ayat 33, dan Al Fath ayat 26. Namun perilaku super jahiliyah sebagai karakter super bodoh dalam Surat At-Taubah (9) ayat 30 yang berbunyi:

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللّهِ وَقَالَتْ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُم بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِؤُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

Artinya: Orang-orang Yahudi berkata: "Uzairitu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?

Dalam ayat tersebut, Allah menyebutkan ada dua kaum atau lebih tepatnya segelintir orang dari kaum Yahudi dan kaum Nasrani yang menyebut dua Nabi yaitu Nabi Uzair alaihissalam dan Nabi Isa alaihissalam sebagai putra Allah. Mereka telah mengganggap Allah sebagai person yang melahirkan, sebuah tuduhan yang paling tidak sopan kepada Allah yang dilakukan oleh dua kaum tersebut.

Allah mencatatnya dalam Qur'an sebagai pengingat bagi seluruh umat manusia yang diberikan hidayah oleh Allah agar memahami situasi dan kondisi di akhir zaman sekarang, terutama peristiwa yang sedang terjadi pada saat ini, seluruh pemerintah di berbagai negara tunduk pada sistem dajjal yang dikendalikan oleh segelintir kaum yang meraup keuntungan material yang teramat besar dari penguncian yang mereka lakukan dengan menggunakan alat yaitu covid-19 dan melakukan rekayasa super canggih untuk membungkam kebenaran yang diberitakan oleh seluruh media di dunia.

Dan peristiwa penguncian ini sudah meruntuhkan hampir seluruh sistem kehidupan, telah meluluhlantakkan tatanan yang dibangun bertahun-tahun oleh seluruh agama terutama oleh Islam. Banyak sekali umat Islam yang tahu tapi berpura-pura tidak tahu, ada juga yang tidak tahu tapi pura-pura tahu dan beragam sikap lainnya.

Salah satu dampak yang luar biasa besar dari runtuhnya tatanan yang dirasakan adalah tingkat pengangguran yang semakin besar di seluruh negara, jutaan orang di masing-masing negara tidak punya akses terhadap penghasilan. Dan tidak berhenti di situ saja, dunia dicekam bahaya resesi akibat hancurnya sistem perekonomian yang secara otomatis terjadi gejolak perubahan sosial dalam skala besar yang entah sampai kapan berakhir.

Pada salah satu hadits disebutkan bahwa periode ke-lima dari episode akhir zaman adalah berkuasanya sistem pemerintahan berdasarkan kenabian, khilafah 'alaa minhajin nubuwah. Banyak sekali yang mengetahui keberadaan hadits tersebut, dan mudah-mudahan periode ini adalah periode yang terakhir dari kejayaan Islam yang akan dialami oleh seluruh umat manusia pada akhir zaman.

Allah menginginkan kepada seluruh manusia untuk memiliki kepatuhan secara total, namun segelintir kelompok manusia memimpin untuk memilih pengingkaran yang berdampak pada kerusakan di mana-mana dan menggiring semua umat manusia tenggelam di jurang kebodohan, masa jahiliyah paling modern di akhir zaman.

Walloohu a'lam bishshowwaab

Bandung, 16 Juni 2020
Penulis : Madyo Sasongko

Referensi:
1. AlQur'an Surat At-Taubah (9) ayat 30
2. Hadits ke-10 Kitab Mukhtarul Ahadits karya (Alm) Sayyid Ahmad Al-Hasyimi, semoga Alloh melimpahkan rahmat padanya

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url